
Aku memang hanya manusia biasa, seorang yang hanya bisa berusaha dan berdoa tak lebih dari itu. Tentang kehidupan, semua orang memang bisa merecanakan, namun hanya Allah yang bisa berkehendak.
Seperti diriku saat ini. Mungkin orang lain dengan mudah bisa berkata “telah sirna mimpinya”. Namun, bagiku mimpi itu takkan pernah sirna sampai kapanpun jika kita mau berusaha dan berdoa, dan tentunya jika Allah mengabulkan mimpiku yang satu ini. Jujur, sebenarnya aku sangat kecewa. Bukan karena keadaanku saat ini, tapi kecewa terhadap diriku sendiri yang tak berani menghadapi kenyataan.
Semua itu berawal ketika pengumuman SNMPTN. Aku memang seorang yang terlalu nekat mendaftar di 2 PTN terbaik di negeri ini. Setiap orang tanya kepadaku “Kamu daftar PTN mana” aku jawab “PTN A sama PTN B”. Mereka menjawabku dengan nada yang tinggi dan meremehkan (menurutku) “Wuih, serius?” sambil tersenyum meremehkan. Wajarlah kalau mereka seperti itu. Dan semua itu aku terima dengan ikhlas, demi meraih cita-citaku. Walaupun sebenernya aku juga tidak yakin aku bakalan lolos SNMPTN.
Pengumuman SNMPTN pun tiba. Sebelum membuka web SNMPTN aku telah menyiapkan mental jika aku tidak diterima. ………….jreng…..jreng………. Aku memang nggak diterima. Nggak papalah, mungkin kegagalan ini adalah awal dari kesuksesan dan merupakan kesuksesan yang tertunda.
SBMPTN tahun ini aku tidak bisa mendaftar di salah satu PTN itu. Bukan karena aku tak mau berusaha. Tapi, ini sungguh berat untuk aku lakukan. Apalagi jika gagal, taruhannya besar. Aku tak bisa melanjutkan kuliah. Akhirnya aku memutuskan meneruskan di PTN yang menurut orang tuaku aku memang mampu menjadi mahasiswa di PTN tersebut. Sampai beberapa hari aku memikirkan hal itu, bahkan sampai sakit. Aku ikhlas melakukan semua itu, dan orang tuaku pun senang. Tapi, aku juga bilang bahwa tahun depan aku tetap akan mendaftar di PTN pilihanku “Ibu, Bapak, aku ingin meraih cita-citaku, aku ingin kembali merajut asa, tahun depan. Aku ingin namaku tercatat sebagai almamater FTMD ITB”. Beliau hanya tersenyum manis kepadaku. Aku memohon-mohon, hingga akhirnya beliau setuju. aku senang, sungguh senang.
Untuk saat ini, aku akan melakukan yang terbaik utuk SBMPTN. Aku akan berusana sepenuhnya hingga aku lolos di PTN yang aku inginkan saat ini dan insyaalah aku mampu. Dan tahun depan adalah waktunya untuk Merajut Asa kembali. HARUS BERHASIL!!!
Aku takkan pernah mengubur mimpiku untuk menjadi mahasiswa FTMD ITB, sebuah perguruan tinggi berbasis tegnologi terbaik di Indonesia. (Apr)