Catatan Schotalk | Sponshorship | Maryam Qonita

(Postingan ini merupakan hasil percakapan melalui WhatsApp, semoga bermanfaat 🙂 Semangat meraih mimpi !!)

BIODATA PEMATERI

💁 Nama : Maryam Qonita

💼 Pekerjaan : Manager of Community EdConex

👶 TTL : Jakarta, 17 November 1414 H

🏡 Alamat : Kuningan Jawa Barat.

🏠 Domisili : Jakarta Selatan.

📬 Email : qonitamaryam@gmail.com

📸 Instagram : @maryam.qonita

🐣 Twitter : @qonitamaryam

❤ Hobi : Travelling dan menulis.

🏹 Cita-cita : Ingin menjadi pendiri sekolah perempuan dan penulis.

💞 Motto Hidup : Never stop learning, because life never stop teaching

🏛 Pendidikan :

      🔸 Psikologi UNJ angkatan 2013.

      🔸 MA & MTs Husnul Khotimah.

🏆 Prestasi :

      🔹Juara 2 English speech contest (2016) –  jabodetabek

     🔹Nominasi pemimpin dunia 120 Under 40 dengan 15.669 votes dari seluruh dunia oleh Bill and Melinda Gates foundation (2016) – internasional

     🔹 Juara I Mahasiswa Berprestasi Psikologi UNJ & Juara II Mahasiswa Berprestasi FIP UNJ (2016)

     🔹 Top Family Planning Video Youth competition (2016) – internasional

     🔹 The best Open Conference Ambassador (2015) – internasional

🌎 Pengalaman Konferensi :

     🔸 Indonesian delegate Merit 360, United Nations New York USA. Penyelenggara : World Merit & UN for SDGs.

     🔸 Moderator International Conference on Family Planning 2016, Nusa Dua Bali. Penyelenggara : BKKBN, Johns Hopkins Bloomberg School, & Bill and Melinda Gates Foundation.

     🔸 Point person Open Conference 2015-2016 Jakarta. Penyenggara: The Right to Research USA & SPARC International.

.

.

Assalamu’alaikum teman-teman semuanya…

Iya, perkenalkan nama aku Maryam. Aku mahasiswi Psikologi UNJ 2013.

Jadi aku mengikuti sebuah konferensi berupa forum PBB di kantor pusat PBB New York Amerika Serikat namanya Merit 360 (www.worldmerit.org). Konferensi itu bisa dibilang 100% self funded alias semuanya dibiayai sendiri.

Sementara karena masalah visa terlambat, aku beli pesawat PP H-2 penerbangan yang itu artinya mahal banget tiketnya dan itu ke Amerika, belum lagi biaya program dan akomodasi. Aku 1 bulan di USA…. 2 minggu aku ikut konferensi 2 minggu sisa waktu di USA kupakai jalan-jalan keliling New York, Philadelphia dan New Jersey. Hehe..

Jadi bisa dibilang uang yang kudapat dari sponsorship bisa untukku enjoy liburan ke Amerika selama 1 bulan. Hehehe. Uang sponsorshipnya memang besar banget kalau dibandingin keluhan temen-temenku yang banyak kesulitan mendapatkan sponsor meski hanya 2 – 5 juta rupiah. Sementara nominal yang kudapatkan kemarin lebih dari 40 juta rupiah dari 4 institusi yang berbeda.

Menurut Kakak, kenapa sih kita perlu ikut konferensi keluar negeri?

Menurutku kenapa kita harus ikut konferensi keluar negeri… gini.. kebijakan nasional itu selalu dipengaruhi oleh kebijakan internasional, seperti perubahan iklim, pendidikan, kesehatan masyarakat dll. Dan semua itu terelaborasi dalam satu bingkai kerja bernama “Konferensi internasional.”

Dari pengalaman aku sih, banyak alasan mengapa para akademisi maupun aktivis sosial sebaiknya menghadiri konferensi. Seperti memperluas networking, bertemu langsung para ahli & pembuat kebijakan face to face (saya sempat mengobrol dgn Bernie Hollywood, film maker terkenal dari hollywood juga still keep in touch with him), mempertajam pemikiran, keluar dari zona nyaman, berbagi energi positif, invest pada diri sendiri, dan tentunya bersenang-senang dengan jalan-jalan ke luar negeri.

Nah, bicara ttg konferensi kayaknya temen-temen perlu tahu EdConex itu sendiri apa sih kak?

EdConex itu organisasi pendidikan yang bertujuan mengedukasi dan menghubungkan para pemuda seluruh dunia, khususnya mereka yang berpotensi menjadi pemimpin masa depan. Kita mempertemukan mereka dengan para profesional dari negara lain dan memfasilitasi mereka membangun network yang luas. Sebelumnya EdConex sudah mengadakan beberapa event diantara nya adalah IYSCEE (International Youth Singapore Cultural and Education Exchange) yang menghadirkan lebih dari 50 peserta dari Indonesia. Event IYSCEE bisa teman-teman lihat disini  dulu ya http://www.edconex.org/2017/01/international-youth-singapore-culture.html 😁

Insyaa Allah kita akan mengadakan konferensi non akademik, tapi lebih terfokus pada bidang inovasi dan multidisipliner issue. Bulan april, International Student Conference on Innovation di Singapura. Bulan Agustus Hongkong International Student Conference. Kedua event ini akan memperlebar sayap EdConex dengan menghadirkan teman-teman dari mancanegara. Teman-teman bisa pantau terus informasinya di situs edconex ya, ada deskripsinya juga lengkap di www.edconex.org

temen-temen bisa cek websitenya untuk tahu lebih banyak 😉

Kalau boleh tahu kemarin Kak Maryam ke Amerika apply-nya sponsorshipnya kemana saja?

Aku yang cair adalah Kemenpora (10 juta) , KemenristekDikti (15 juta) , Baznas (Badan Amal Zakat Nasional) (10 Juta) dan pesantrenku sewaktu SMA (5 juta). Sekadar informasi buat temen-temen, Kemenpora tidak akan memberikan lebih dari 10 juta. Kemenristek dikti juga tidak akan memberikan lebih dari 15 juta (dibagi 3 bagian, bantuan dana 5 juta, 10 juta, dan 15 juta tergantung kebutuhan). Kecuali kalau proposalnya sudah beda, seperti pengajuan dana pembangunan sekolah dsb. Jadi kalaupun kalian kasih proposalnya tulisannya butuh 50 juta, gak akan dikasih segitu. Jadi apply ke beberapa institusi sekalian.. ☺

Oke, jadi kita masuk ke topik utama ya… buat temen-temen bisa dibintangin tulisan yang ini. Hehe. Ada 9 point…

1⃣ Konferensi itu ada banyak banget. Tapi kita juga perlu lihat dari quality conferencenya. Sehingga mempengaruhi persuasi kita dalam membuat proposal. Sebenarnya lolos konferensi self funded itu mudaaah bgt apalagi untuk para akademisi, yang susah itu… cari duit sponsornya. Hehe. Jadi pastikan kalian bersusah payah untuk konferensi yang juga memang worth it untuk dihadiri dan pantas diperjuangkan. Eaa..

2⃣ Nomor telepon yang selalu aktif dan bisa dihubungi di bagian Cover dari proposal tersebut. Karena memudahkan jika lembaga mau menghubungi kalian.

3⃣ Lihat jangka waktu konferensinya. Kalau saya lebih suka cari aman aja, ambil konferensi paling dekat 4 bulan sampai dengan 1 tahun kemudian baru diadakan.  Sekarang saya udah wanti-wanti konferensi di Kanada Summer tahun 2018 (di Quebec tempat syuting Goblin). Masih lama sih, tapi minimal setahun sekali keluar negeri lah dan mewujudkan mimpi ke tempat fantasi di drama Goblin. Hehe.

4⃣ Kalau jangka waktu konferensinya 1 bulan – 3 bulan. Lihat ketentuan pemberi dana sponsor. Kalau kampusku UNJ minimal 40 hari sebelum proposal diberikan. Kalau di kampus lain berbeda-beda. Institusi lain juga bisa berbeda. Tapi tetap sebar proposal ke institusi yang ngasih dana dalam 4-6 bulan ke depan (contoh kemenpora & kemenristek dikti) biasanya mereka turunnya reimburse.

5⃣ Informasi. Banyak konferensi fully funded asalkan rajin-rajin googling, cari info di opportunitydesk.org, oyaop.com, youthop.com dsb. Ini link untuk list konferensi & exchange fully funded buat students: https://www.munplanet.com/articles/events/list-of-fully-funded-student-and-youth-opportunities  Untuk konferensi ilmiah self-funded bisa cari di http://www.conferencealerts.com tapi saran saya untuk self-funded cari yg jangka waktunya setahun kemudian. Sehingga bisa maksimal, abstrak dan cari travel grantnya.

6⃣ Proposal lengkap khususnya ke kemenristek Dikti dan Kemenpora (Letter, Konten proposal, LoA, CV, NPWP, KTP, buku tabungan, dll). Saya pengalaman bolak-balik kesana dan melihat langsung box penuh dengan proposal yg diterima dan proposal yang gak diterima. Saya juga sempat obrak-abrik itu box nyariin proposal teman saya. Rata-rata alasan gak diterima karena gak memenuhi syarat verifikasi kelengkapan berkas.

7⃣ Taruh telur di banyak keranjang. Jangan kasih proposal ke satu institusi aja. Apply 30-50 proposal ke berbagai insitutusi yang berbeda jauh-jauh hari. Itulah mengapa teman saya dan dosen saya saja susah mendapatkan travel grant ke Thailand, sementara saya bisa mendapatkan 40 juta ke Amerika. 40 juta dari modal saya nge-print dan jilid 500ribu. Tetep untung kan? Kenapa hanya 4 yang cair, karena proposal saya banyak typonya dan tidak mengamalkan point berikutnya setelah saya dengar dari teman saya yg lain.

8⃣ Ini point yang tidak saya amalkan, berakibat saya salah sasaran kirim proposal. Dari 40 hanya 4 yang cair.  Jadi… kirim proposal ke berbagai institusi/perusahaan yg memungkinkan kerjasama. Misalnya nih konferensinya ttg gizi, kirim proposalnya ke Nutri Food atau Wings Food dll. Dengan imbalan, hasil penelitian kita boleh jadi bahan mereka mengembangkan produk mereka. Insyaa Allah ini pasti diterima. Atau konferensi Family Planning, apply nya ke Yayasan Cara Cipta Padu dengan imbalan jika lembaga menyumbang 20% dana dibutuhkan maka imbalannya sekian-sekian, jika menyumbang 50% maka imbalannya sekian2. Misalnya laporan konferensi tersebut dan produk inovasi yg kita ciptakan kita kasih untuk lembaga sebagai bahan mereka mengembangkan produk mereka. Tulis rewardnya di proposalnya.

9⃣ Manfaatkan Channel…. ini juga penting banget biar dapat sponsor besar. Misalnya kita kenal manajer Bank tertentu, pegawai kantor di dalam atau direktur perusahaan tertentu adalah teman ayah kita. Mereka bisa dimanfaatkan untuk mempercepat proses birokrasi.

🔟 BERDOA kepada Yang Maha Kuasa

👆

Lalu setelah itu apa yang perlu dilakukan lagi?

Permasalahan teknis nih ada 6 point. Mgkn bisa dicatat ya teman-teman. hehe

[04/02, 21:32] ‪+62 898-6360-360‬: kak kalau contoh proposal ada tidak kira2.. misal format bgtu .. yg diterima atau yg tidak. atau hanya permasalahan teknis sprtu penulisan sj ya? terimaksih

[04/02, 21:35] ‪+62 812-2233-3330‬: 6 POINT Permasalahan TEKNIS

1⃣ Semua proposal sudah lengkap disusun, dikirim VIA JNE ke tiap alamat kantor. Jangan langsung mendatangi kantornya, karena ada satpam di tiap perusahaan yang mencegah kita masuk kec. Kita kenal orang dalam. #pengalamandiusir

2⃣ Nomor telepon yang selalu aktif setiap saat. Jangan sampai tidak terangkat, karena mereka bisa jadi mau mencairkan dana tapi tidak bisa dihubungi berarti tanda kalian tidak serius. Saya pengalaman dua kali lembaga mau membantu tapi tidak terangkat, dan tidak jadi dicairkan.

3⃣ Jika lembaga memberikan tanda terima berupa kertas yang perlu ditandatangani oleh Pembantu Rektor atau pihak-pihak tertentu. Atau jika lembaga memberikan berbagai berkas apapun bentuknya, FOTOKOPI berkali-kali dan simpan baik-baik. Kalian akan tahu pentingnya itu semua saat pencairan dana.

4⃣ Follow UP dengan mendatangi kantor pemberi dana sponsor dengan menanyakan status pencairan dana sudah sampai mana. Apakah berkas masih di verifikasi kembali atau sudah di bagian keuangan dll.

5⃣ Laporan Pertanggung Jawaban (Kemenpora & Kemenristek Dikti akan meminta ini). Karena tanpa LPJ mereka akan meminta kembali uang yang telah diberikan.

6⃣ Tiket pesawat, bukti-bukti pembayaran apapun, tiket bus atau subway, bon dsb semuanya disimpan sebagai bahan LPJ. Tentunya foto-foto saat kegiatan berlangsung. 🙂

Sepertinya sangat melelahkan ya Kak, bagaimana Kak Maryam bisa  tetap bertahan?

Iya, emang melelahkan sih dan susah-susah gampang dapat sponsorship itu. Aku bikin kaget sekarang aja biar nanti kalian gak kaget.. hehe. Tapi insyaa Allah lelahnya hilang setelah kita sudah dapat uangnya. Tapi sebenarnya karena itu aku ke Amerika sih, bukan ke negara lain. Dan program konferensinya terbilang cukup mahal yaitu 750 poundsterling exclude tiket PP 28 juta. Jadi memang yang kukasih itu dosis dapat sponsorship dalam jumlah besar.

jadi sengaja aku bikin kalian kaget duluan sama yang melelahkan. #Ehe

Ka boleh minga tolong kasih tau jenis company apa aja atau institusi apa yg bisa atau biasa bersedia kasih sponsor untuk study exchange kita ka ?

Sebelumnya kalo di Edconex sendiri bagaimana?

Pertama adalah tapi insyaa Allah kalau di EdConex kita biayanya gak semahal pas aku ke Amerika. Emang ini promosi sih, tapi serius aku juga kaget pas denger kemarin IYSCEE kurang dari 300$ udah include tiket pesawat PP Jakarta Singapura. Jadi Insyaa Allah gak seribet yang kujabarin di atas untuk apply sponsorshipnya.

Apa yg orang bilang bahwa mencari sponsor sana sini sangat melelahkan dan tidak worth it dengan sekadar jalan-jalan atau mempercantik CV saya sama sekali tidak setuju.

.

Kalau kita pikir-pikir itung-itungannya ya.

Konferensi fully funded + mengejar targer prestasi + niatan laten (berbagi ilmu) ➡ 2x memeras otak.

Konferensi self funded + niatan laten (berbagi ilmu) tanpa target prestasi ➡ 1x memeras otak + 1x memeras tenaga dgn cari sponsor sana sini.

Jalan-jalan ke luar negeri tanpa konferensi ➡ 10x memeras dompet + tunggu 5 s.d. 10 thn sambil memeras tenaga 20x + tahan napsu tahan dompet 50x.

Banyak jalan menuju Roma. Terserah cara anda memilihnya. Kalau saya lebih baik “sedikit” memeras otak saya.

.

Kakak, kalau saya tertarik untuk mengikuti event EdConex selanjutnya apa yang perlu saya lakukan?

Follow EdConex di Instagram: @edconex

Follow EdConex di Facebook: https://www.facebook.com/edconexofficial

Ikuti terus the next event kami di: www.edconex.org

Insyaa Allah akan ada update berita selanjutnya mengenai ISCI 2017 di Singapura

.

Pertanyaan 1

👌Sya sudah di smstr terakhir nih kak maryam, mnrut kakak apakah masih ada chance utk ikut konferensi intl di smstr terakhir saya ini? Atau mgkn apakah ada konferensi utk yg sudah lulus kuliah?

👌Beberapa dana sponsor kan sistemnya reimburse kak, brrti kakak harus punya dana pribadi utk ngeback-up dulu, boleh cerita kah terkait ini?

Banyak banget justru konferensi yang menyaratkan sudah menerima bachelor degree.. situs-situsnya penyedia informasinya sudah dituliskan di atas ya. Kalau gak, bisa juga kunjungi http://www.conferencealerts.com untuk konferensi akademik. Untuk konferensi akademik/ilmiah, tidak menyaratkan apakah dia harus mahasiswa atau tidak selama dia seorang akademisi/peneliti. Bisa mahasiswa S1, lulusan S1, S2, S3 atau profesor.

Beberapa dana sponsor memang sistemnya reimburse, contoh kemenpora dan kemenristek dikti. Kalau gak mau direimburse dari kemenpora dan dikti, harus disiapin minimal 6 bulan sebelumnya. Kalau tidak cari sistem birokrasi tiap instituisnya seperti apa dan itu berbeda-beda. Kalau baznas, hanya 2 bulan. Kampus UNJ 40 hari. Makanya apply sebanyak-banyaknya, jadi kalau ada yang cair duluan bisa untuk memback-up.

Mau menanggapi komen yang itung itungan yg disampaikan mbak Maryam tadi ya..

Kegiatan fully funded gak harus mengejar target prestasi dulu kok, takutnya dengan komen yang dilontarkan seperti ini terkesan kegiatan fullu funded tu susah hehe. Walaupun memang (mungkin) lebih effortlesa drpd self funded.

Correct me if i’m wrong 🙏

Mungkin lebih tepatnya begini, semua sama sama ada yang harus diperjuangkan. Kalau fully funded kita lebih berdarah darah biasanya seleksi nya dibandingkan conference.. Kalau self funded kita berdarah darahnya ya pas nyari dananya itu.

Tapi Insya Allah kalau niatnya lurus, keduanya sama sama nikmat kok 🙂

.

Iya, betul gak semuanya ada target prestasinya. Kebetulan PIMNAS bisa disebut konferensi dengan target prestasi. Tapi ada juga yang tidak, selama mereka menjadi shortlisted candidate.

Atau juga konferensi ilmiah dengan presentasi paper yang suka ada Best Presentation atau Best delegatenya. Kebetulan, aku ikut konferensi ICFP 2016 dan fully funded karena top Video all over the world. Jadi emang effortise bgt dan karena prestasi itu jadinya fully funded.

Pertanyaan 2

Sekiranya proposal yg kita bikin untuk perusahaan hrs ada standarisasi TTDnya selain kita siapa aja? Misal Kaprodi atau Dekan kah? 

Soalnya kyknya beda beda kak. Tmn saya ada yg smpe minta ttd Wakil rektor :”)

memang beda-beda. Kalau ke Dikti memang harus ke Wakil Rektor bagian kemahasiswaan dan itu hukumnya wajib. Kalau saya malah sempat TTD Kepala Sekretaris Negara dan Sekretaris Wakil Presiden. Hehehe. Bukan minta, tapi dikasih sama seknegnya. Untuk perusahaan, tidak perlu seribet Dikti atau kemenpora sih setahuku. Asalkan reward untuk merekanya jelas. Kita bisa minta TTD dari ketua LSM atau lembaga tempat kita bernaung selain kampus. Kalau mau koleksi surat lebih banyak juga tidak apa-apa untuk meyakinkan.

Pertanyaan 3

Kak Maryam maaf saya mau ngajuin tiga pertanyaan tapi kalau menurut kakak ada yang nggak penting, ada yang nggak usah dijawab nggak papa.. hehe😁 

1⃣Apakah register buat ikut ed connect itu diseleksi?

2⃣Bagaimana mempertajam interestment proposal kita selain mempertimbangkan even yang berbobot seperti yang diadain Ed Connect?

 3⃣kalau boleh tau Kak.. Apakah kakak setelah mengikuti konferensi itu ada rencana tindak lanjut atau pemantauan selanjutnya dan itu difasilitasi?

1. Register untuk ikut event EdConex itu diseleksi, dan seleksinya berbeda-beda tergantung eventnya.

2. Mempertajam proposal itu dengan kelengkapan berkas dan surat-surat pendukung. Bisa dari dekan, kepala daerah, bisa juga dari LSM, dll. Terus berkas2 yang sudah kusebutkan di format jangan lupa untuk dilampirkan.

3. Tentu ada rencana tindak lanjutnya, seperti dari Merit 360 kami membuat sebuah NGO di Nigeria bernama SIMI Project. NGO ini dijadikan submission di PBB dan ada laporannya.

Pertanyaan 4 :

Sebelumnya kak maryam kan bilang, kalau mau kirim proposal via jasa pengiriman saja, contohnya jne. Aku mau tanya, seandainya kita ingin mengirim proposal ke suatu perusahaan dimana kita tdk mengenal siapa pun orang dalam di perusahaan tersebut, lantas siapa orang yang kita jadikan tujuan pengiriman proposal tsb? Atau kita hanya menulis nama perusahaan nya saja tanpa menyertakan subjek penerima proposal tersebut? 

Iya, bisa ditulis institusinya saja. Mereka akan dengan sendirinya memberikan ke bagian sponsorship.

Kalau kita kenal orang dalam, kita bisa kasih ke orang dalam. Dengan channel bisa jauh lebih cepat.

Pertanyaan 5

Terkait proposal yg tembus ke dikti dan kemenpora itu, apakah ka maryam boleh kasih contoh reward apa yg kaka janjikan ke dikti dan kemenpora shg proposal bisa tembus?

Baiknya dalam menawarkan reward di proposal itu yg seperti apa?

Pertanyaan 6

Saya mau bertanya ka

1. Bagaimana jika kita berasal dari sebuah sekolah tinggi bukan universitas apakah itu akan mempengaruhi kesempatan kita untuk mengikuti konfrensi,atau pengajuan proposalnya ka ? Lalu bagaimana bila kampus tidak dapat memberi dana ?

Saya gak pernah denger sih itu akan berpengaruh atau gak, tapi seingat saya pas saya obrak-abrik BOX di Kemenpora ada koq yang diterima meski bukan sekolah terkenal. Bahkan sekolah terpencil gitu di pedesaan.

Kalau kampus tidak memberikan dana, kita bisa minta langsung ke DIKTI, kemenpora, lembaga, atau institusi lainnya.

Pertanyaan 7

Saya mau tanya kak apakah ketika kita memasukkan proposal ke kemenpora atau yg di sebutkan oleh pemateri itu bisa dari berbagai daerah? Sebab sy kemarin daftar SEALS tapi biaya yang di tanggung oleh birogtas kampus hanya tiket pesawat pp sdgkn biaya payment kegiatannya itu belum ad..

Maka dari itu jangan taro banyak telur di satu keranjang. Taronya di banyak keranjang. Dengan sebar proposalnya ke lebih dari 20 institusi yang berkaitan dngn tema konferensi.

Jadi setiap institusi itu saling patungan lah untuk mengcover semuanya.

Pertanyaan 8

Yang kakak persiapkan untuk kegiatan internasional selain mencari uang sponsorship apa saja? Dan bagaimana dengan kemampuan berbahasa inggrisnya kak?

Quality presentasiku sih, meski konferensinya berkualitas tapi presentasi kita belepotan sayang aja. Hehe. Bisa ikut aktif di organisasi berkaitan, misalnya nih konferensi ttg keluarga berencana, kita volunteer di BKBPP atau P2TP2A. Hehe. Kemampuan bahasa inggris tentunya harus diasah, khususnya speaking lah dan kepercayaan diri. Dan itu tentunya sesi berbeda lagi. Hehee.

Pertanyaan 9

Untuk mngajukan biaya/dana Institut atau lainnya apakah ada bantuan dri phak ed conex untuk mnyampaikan ke phak tsb?

EdConex bisa memberikan sponsorship letter dan format proposal jika memang event yg diikuti adalah event dari EdConex.

Pertanyaan 10

Apa isu yang dibawa saat menjadi delegasi di world merit 360 ya kak?

SDG3 Good Health and Well Being. Dengan program yang diusung adalah NGO project di Nigeria bernama SIMI Project.

Isunya adalah Mother and Maternal Health. Ibu dan kesehatan kandungan.

Pertanyaan 11

Mau tanya ke kak qonita. Itu ngajuin proposal ke kemenpora/diktinya dikirim jne juga atau langsung dateng sendiri?

Ke 40 proposal yang kukirim semuanya via JNE.

Pertanyaan 12

1⃣Apakah Proposal bis Dikirm kepada Sponsor sedangkan Kepastian penerimaan belum pasti?

2⃣Bagaimana jika Kita apply ke event yang pengumuman Kelolosannya 1 bulan sebelumnya. Apakah presentasenya akan buruk sekali?

3⃣ kak, kalo Eventnya berupa Kursus dinegara asing selama 2 bulan, itu kira2 kita mengajukan proposalnya ke lembaga seperti apa?

Semua proposal yang dikirim memang kepastian penerimaannya belum pasti.

Saya persiapan presentasi 1 minggu sebelumnya untuk ICFP 2016 dan baik-baik saja. hehehe.. Yang pasti kita siap

yang pasti kita siap dengan materinya lah, maksudnya.

Maksudnya presentase ke lembaga untuk sponsorship

Hmmm.. kalau ttg short course kurang tahu. Mgkn carinya scholarship bukan sponsorship. Hehe.

Tidak usah ada pihak kampus, tapi susah apply ke DIKTI karena dikti sering mengatasnamakan kampus. Saya anjurkan ke KEmenpora.. Selama kita ada bukti NPWP, buku tabungan, dan KTP.

Pertanyaan 13

Apabila status saya sdh lulus kuliah atau S1. Itu untuk lembar pengesahan dlm proposalnya yg menyetujui atau menanggungjawabi itu bagaimana ya kak? Apa masih dr pihak kampus ketika saya kuliah?. Terima kasih kak

Pertanyaan 14

1. Untuk proposal yg diajukan itu kontennya dibuat sama rata semua atau tergantung sama sasaran yg mau kita masukin sponsor? 

2. Ka Qoni, boleh minta lihat contoh proposal yang dikirim ke dikti sama kemenpora ka? Kan itu tadi yg nggk diterima kebanyakan karena sarat administrasi yg ngga lengkap ya ka? Boleh minta lihat contoh proposalnya?

Konten dibuat sama rata, kec bagian-bagian Yth… dll. Atau reward dll.

Contoh proposal ya.. Hmm… okee insyaa Allah besok ya versi lengkapnya.

Pertanyaan 12

kak selain biaya, hal penting  apa saja yang harus disiapkan , seperti bahasa inggris atau yang lain nya?

Paling apa yang ingin kita bawa di konferensi tersebut sih, bagaimana kita presentasinya. Tidak ada persiapan lebih.

Terus ka yang di format proposal itu ada sertakan LOA. ?

Wajib disertakan LoA bukti kita lolos konferensi.

Berrti kita Bisa pas daftar Langsung ngirim Proposal ya kak? Engga nunggu Kelolosan. 

Klo lolos konferensi itu apa?

Menunggu kelulusan dulu. Coba apply dulu konferensinya, kalau dapat surat dinyatakan lulus, kita dapat LoA. itu namanya lolos konferensinya.

Pertanyaan 13

Satu hal yang membuat kakak tidak pantang menyerah apa? Alasannya?

Yang membuatku pantang menyerah adalah quote: “10 thn – 20 thn mendatang kita akan lebih menyesali hal-hal yang tidak kita lakukan daripada yang kita lakukan. Jadi berlayarlah sejauh-jauhnya.” Terus karena aku ingin travelling abroad sih, so when I come back I would be more likely know myself better and I would like to know what do I really want to do in this life, where do I really want to life .. something like that.

.

.

.

.

.

[EdConex TalkHow#2, 04 Februari 2017]


6 thoughts on “Catatan Schotalk | Sponshorship | Maryam Qonita

Leave a reply to Aqyas Dini Nisa Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.