Bukan sekedar perjalanan 448 miles

Setelah sekian lama akhirnya 448 miles menjadi postingan pertama saya di bulan September 2018. Sebelum semester baru dimulai dan tentunya sebelum skripsi menjadi prioritas, seminggu kedepan ingin puas-puasin posting tentang liburan beberapa minggu ini. Alhamdulillah masih diberi kesempatan untuk solo travelling lagi.

Jadi dari akhir semester kemarin ada plan pengen solo trip lagi. Pengen ke Sumatra namun setelah berbagai pertimbangan dan masih ada tanggungan proposal alhasil pilih Semarang. Kota yang searah jalur pulang Jogja (walaupun muter) sehingga akan lebih low budget dan bisa one day trip.

Semarang. Terakhir ke kota ini tahun 2013 dimana waktu itu saya daftar PTK STSN bersama teman saya. Alhamdulillah tahun ini bisa kesini lagi dan ini merupakan solo travel ke 5 setelah sebelumnya ke Bali, Lombok, Kuala Lumpur, Bandung. Kenapa harus solo travelling? Entah kenapa semenjak saya pkl di Lombok jadi jatuh hati dengan solo travel ini. Berawal dari keterpaksaan yang waktu itu susah banget cari waktu libur bareng temen-teman akhirnya saya memutuskan solo trip. And seriously it was so fun. Nagih dah.

Perjalanan kali ini merupakan solo travel yang paling berkesan bagi saya. Bagaimana tidak dalam waktu tidak lebih dari 19 jam saya travel hingga 448 miles (780 km). Mungkin bagi orang lain jadi hal biasa, namun saya yang bukan full time traveller pun masih newbie merupakan pencapaian yang luar biasa. Banyak hal baru yang saya temui diperjalanan ini.

Mulai dari pertemuan dengan seorang bapak dari Binjai Medan yang mengantarkan anaknya demi impian beasiswa bulutangkis Djarum. Percakapan di kereta mengenai perbedaan culture batak dan jawa menjadi pengalaman tersendiri bagi saya. Pun kebaikan tour guide di vihara watugong yang berawal dari percakapan bahwa ternyata kami tetangga kampung dan dengan free beliau menawarkan tour guide trip saya bahkan dijelasin sampai detail, supaya jalan-jalannya ga hanya sekedar foto-foto tapi juga tau sejarahnya kata beliau. Atau ketika ternyata tujuan trip saya diluar expetasi yang awalnya saya kira masih di kota eh ternyata di dataran tinggi. Hingga saya kebingungan balik ke kota karena tidak ada kendaraan umum dan beliau mengantarkan saya sampai tempat angkot, alhamdulillah. Beliau juga banyak cerita mengenai taman bunga yang di urus mulai dari tipe, panen, benih, perawatan, dll. Qodarullah saya pernah nulis di dream list pengen punya taman bunga, mungkin ga ya? ah ga ada yang ga mungkin kan punya taman bunga beneran wkwk. Who know?? berawal dari hobi 😀

Selalu ada orang baik disetiap perjalanan, kapanpun dan dimanapun.

Berikut ini rute perjalanan saya :

Pelajaran hidup yang saya dapatkan melalui solo trip ???? Btw ini banyak banget di google, intinya mah sama saja PENGALAMAN. Tapi supaya lebih detail, bagi saya pribadi pelajaran hidup yang saya dapatkan melalui solo travelling itu :

Belajar hal baru (adat, kebiasaan, budaya)
Bertemu orang baru, masyarakat lokal
Management waktu dan keuangan
Zona nyaman dapat ditemukan dimanapun dan kapanpun
Kebaikan adala mata uang paling berharga
Tidak boleh menilai sesuatu sebelum mencobanya
Open minded dan toleransi
Hidup tak selamanya sesuai plan adakalanya harus siap dg plan B C D E F dan seterusnya, intinya mah harus siap dengan segala situasi dan kondisi
Menaklukkan diri sendiri, seberapa berani dengan tantangan ini
Selalu ada hal yang harus dikorbankan untuk sesuatu yang diprioritaskan
Aku, kamu, kita semua tidak lebih baik ataupun buruk di luar sana
Dunia itu luas geng, ayo keluar lihat betapa indah alam dan perbedaan yang diciptakanNya

Catatan perjalanan :