Teruslah Benahi Diri

Bahwa pada hakikatnya manusia tidak ada yang sempurnya, karena kesempurnaan hanyalah milik-Nya.

View this post on Instagram

Merasa baik-baik saja setelah hijrah malah menjadi suatu hal yang tidak baik, sebab diri jadi enggan memperbaiki diri. Merasa paling baik sehingga gemar menyalahkan dan mencari kesalahan orang lain. . Merenunglah sejenak, masih banyak hal yang harus di benahi dalam diri. Jangan merasa sudah cukup dan merasa sudah hijrah. . Kadang kita terlalu percaya diri, merasa diri sudah baik , merasa saya sudah hijrah, padahal hanya berpindah dari satu dosa ke dosa lainnya, meninggalkan satu dosa tapi melakukan dosa lainnya. Tapi ketika melihat yang lainnya merasa kita lebih baik dan lebih dari orang lain yang menurut kita belum hijrah, lalu dengan mudahkan menghujat dan memandang buruk orang lain. . Jangan begitulah, Stop menjerumuskan diri dalam perasaan "saya sudah hijrah" "saya sudah baik" hanya karena kita merasa kita sudah hijrah duluan dibanding teman-teman kita. Ayolah toh hijrahmu tak akan jadi surga jika tak istiqamah. Dan bagaimana mungkin istiqamah jika hatimu di isi dengan kesombongan. . Berbuat baik sajalah, cukup Ridho Allah sebagai balasannya. Tanpa puji dan tepuk tangan manusia, tanpa sedih dan takut akan kejahatannya. Kita tidak bisa menyenangkan semua orang. Tapi kita bisa memilih untuk berbuat baik kepada semua orang. . . 📝Indadari Follow @wanitasaleha @video.islam @perempuansurga

A post shared by wanita saleha (@wanitasaleha) on Jun 22, 2019 at 6:09am PDT

Maka teruslah benahi diri, jangan pernah merasa bahwa diri ini sudah baik. Semua berproses. Sabar, syukur, dan husnudzon.

Ambil hikmah disetiap kejadian ❤

Syahdan, suatu hari Nabi SAW hendak pergi ke masjid dan melewati jalan yang merupakan akses satu-satunya untuk menuju masjid. Di situ Nabi selalu mendapat hinaan, cacian, bahkan dilempar kotoran.

Namun Nabi tidak pernah membalasnya walau hanya mengeluh. Justru Nabi bertanya dan khawatir terhadap orang yang melempar kotoran saat suatu hari dia tidak melakukan kebiasaan buruknya itu. Ternyata Nabi mendapat kabar bahwa dia sedang sakit.

Meski mendapat perlakuan negatif dan keji, Nabi tidak segan-segan menjenguknya. Akhirnya, orang tersebut merasa malu karena ternyata manusia yang selalu dikerjainya tersebut mempunyai sifat baik dan tidak dendam sedikitpun. Perangai Nabi itulah yang membuat Islam diterima dan menyebar luas hingga sekarang.

Nabi Muhammad Saw pernah bersabda:

من اصبح لا ينوي الظلم علي احد غفر له ما جني ومن اصبح ينوي نصرة المظلوم وقضاء حاجة المسلمين كانت له كاءجر حجة مبرووة

“Barang siapa bangun pagi dengan maksud untuk tidak berbuat zhalim (Aniaya)kepada seseorang maka perbutan dosa yang dilakukan akan diampuni (oleh Allah). Dan barang siapa bangun dipagi hari berniat untuk menolong orang yang terzholimi, memenuhi kebutuhan orang muslim maka dia akan mndapatkan pahala seperti haji mabrur.” (Nashaihul Ibad, hal 21)

Berbuat baik (menolong orang yang terdzalimi)dalam arti di atas memiliki arti umum yakni “Madhlum” yang berarti orang yang teraniaya, artinya berbuat baik tidak pandang agama, golongan ataupun ras. Namun berbuat baik adalah anjuran yang harus melekat pada diri manusia.

Referensi :

http://www.nu.or.id/post/read/65710/ketika-rasulullah-dihina-dan-dilempari-kotoran

https://www.instagram.com/p/BzA2CcOA0DD/?igshid=g8gfo7dhq172